HMB Jakarta Desak KPK Usut Tuntas Dugaan Gratifikasi Bupati Buru

Mahasiswa HMB Jakarta menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor KPK, Kamis (27/1/2022)/Foto: Fauzi/EIn

MALUKU, EDISIINDONESIA.com – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Buru (HMB) Jakarta, menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), di Jalan Kuningan Persada, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (27/1/2022).

Dalam aksi unjuk rasa tersebut, HMB Jakarta mendesak KPK mengusut tuntas kasus dugaan gratifikasi Bupati Buru, Ramly Ibrahim Umasugi.

Koordinator aksi, Janinal Labala, mengatakan, dengan mengetahui keberadaan penyidik KPK yang saat ini masih berada di Kota Namlea Kabupaten Buru Provinsi Maluku, maka HMB Jakarta berinisiatif untuk melakukan demonstrasi di depan kantor KPK.

“Jadi tujuannya HMB Jakarta untuk memberikan ultimatum kepada pimpinan KPK. Ultimatum tersebut di antaranya jalan hotmix Kota Namlea yang diduga ada gratifikasi yang melibatkan Rudi Tendean alias Tiong dan Bupati Buru, Ramly Ibrahim Umasugi,” kata Janinal.

Aksi unjuk rasa di depan Kantor KPK yang digelar puluhan mahasiswa HMB Jakarta/Foto: Fauzi/EIn

Selain itu, kata dia, HMB juga meminta pimpinan KPK agar mengintruksikan kepada pegawai KPK yang saat ini berada di Kota Namlea, guna mengkroscek sejumlah proyek yang terindikasi mark up yang ada di Kabupaten Buru, yang diduga telah menimbulkan kerugian negara puluhan bahkan ratusan miliar.

Aktivis yang akrab disapa Enal Bupolo ini menyebut, proyek tersebut di antaranya, GOR yang ada di depan Kantor Bupati Buru yang menghabiskan anggaran sebesar Rp 15 miliar, namun sampai saat ini tidak pernah selesai dikerjakan.

Selain itu, lanjut dia, juga ada proyek Jalan lintas Danau Rana, beberapa GOR yang mangkrak, serta  taman alun-alun Kota Namlea yqnag menelan anggaran sebesar Rp 22 miliar.

Olehnya itu, Enal menegaskan, HMB Jakarta melakukan aksi dengan menyampaikan sejumlah tuntutan yang diserakan langsung kepada Humas KPK. Tuntutan itu di antaranya, KPK harus serius melakukan penyelidikan terkait proyek-proyek mark up di Kabupaten Buru Kota Namlea, serta meminta KPK untuk segera mengusut dugaan gratifikasi yang melibatkan Bupati Buru, Ramly Ibrahim Umasugi dan pengusaha Rudy Tendean alias Tiong.

“Mengingat berdasarkan Amanat Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 atau Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, maka dengan ini Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme harus dimusnahkan dari bangsa ini,” tegas Enal.

Ia menambahkan, aksi demostrasi ini untuk mengapresiasi kerja keras KPK, terkait gerak cepat mengeledah rumah milik Rudy Tandean alias Tiong.

“Demo kali ini merupakan apresiasi dari kami Mahasiswa Buru di Jakarta atas kinerja KPK yang telah serius dalam melakukan penyidikan dugaan kasus korupsi mantan Bupati Buru Selatan, Tagop Sudarsono Soulissa,” ungkapnya.

Ia menyebut, penyelidikan yang dilakukan oleh pihak KPK telah berunjuk sampai ke Kabupaten Buru Kota Namlea. Salah satu kediaman kontraktor Rudy Tandean alias Tiong, telah digeledah oleh tim antirasua tersebut.

“Dalam pengeledahan tim KPK di rumah milik Rudy Tandean, kurang lebih selama 5 jam, ditemukan beberapa berkas terkait dugaan kasus korupsi Bursel,” pungkasnya. (red/Ein)

Reporter: Fauzi

Comment