EDISIINDONESIA.com – Media sosial diramaikan kabar terkait kecelakaan maut lalu lintas tunggal pada KM 363+800 B ruas tol Kayu Agung-Palembang-Betung (Kapal Betung) pada Jumat, 7 Januari 2022
Terbangun narasi di media sosial bahwa penyebab kecelakaan diduga akibat kondisi jalan tol yang kurang baik karena berlubang.
Kronologisnya adalah kendaraan Honda Brio yang dikemudikan korban Febi Khoirunnisa, melaju dari arah Palembang (Kramasan) menuju Kayu Agung, mengalami kecelakaan tunggal karena diduga berusaha menghindari lubang di jalan tol tersebut.
Dilansir dari laman Fin.co.id, Direktur Utama PT Waskita Sriwijaya Tol (WST) Herwidiakto, selaku pimpinan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) pengelola ruas tol sepanjang 42,5 kilometer tersebut memberi respons.
“Kami mengucapkan duka cita sedalam-dalamnya kepada keluarga korban, semua ini pasti tidak diharapkan,” demikian Herwidiakto membuka pembicaraan dengan Fin.co.id melalui sambungan telpon, Minggu, 9 Januari 2022.
Herwidiakto menyatakan, WST tidak akan membantah terkait dugaan penyebab kecelakaan tersebut. Namun demikian, secara bijaksana ia meminta agar masyarakat menunggu hasil penyelidikan yang masih dilakukan pihak Kepolisian.
“Memang kondisi, bukan hanya di (Tol) Kapal Betung ya, mungkin di Jawa pun sama dengan adanya curah hujan. Utamanya terkait lubang, penanganan timbulnya lubang itu lebih sering dan itu kita akui,” tuturnya.
Namun demikian, lanjut Herwidiakto, kondisi di tol Trans Sumatera memang tak lepas dari maraknya kendaraan Over Load Over Dimension (ODOL)/kendaraan kelebihan beban melintas. Jika kondisi itu diperparah dengan curah hujan yang tinggi, tak dipungkiri kondisi jalan tol lebih cepat rusak.
“Lepas dari kondisi itu, penyebab kecelakaan masih dalam olah perkaranya Kepolisian, kita tidak berani mendahului penyebabnya dan sebagainya. Karena masalah lubang kan bukan hanya di Kapal Betung. Kita masih tunggu investigasi,” tegasnya.
Namun demikian, terlepas dari proses investigasi yang masih dilakukan, PT WST selaku pengelola tol telah melakukan langkah korektif sesuai Standar Pelayanan Minimum (SPM) jalan tol dengan menyelesaikan permasalahan lubang-lubang di ruas tol Kapal Betung tersebut.
“Yang jelas penanganannya di WST sudah cukup cepat. SPM nya itu 2 kali 24 jam untuk penanganan lubang dan sebagainya. Kami juga mulai melakukan penutupan lubang pada badan jalan yang rusak dengan aspal khusus yang reaksinya cepat, sehingga dapat segera dilalui oleh kendaraan,” pungkasnya. (Fin)
Comment