Epidemiolog Sebut Puncak Omicron Indonesia Kemungkinan Terjadi pada Februari–Maret

Ilustrasi varian baru virus corona B.1.1.529 yang bernama Omicron. (Foto: dok. MNC Media)

EDISIINDONESIA.com – Varian baru COVID-19 dengan klasifikasi B.1.1.529 atau Omicron tengah menjadi ancaman yang tidak bisa dianggap remeh.

Buktinya, angka kasus COVID-19 Omicron mulai menyumbang kenaikan jumlah pasien di rumah sakit Wisma Atlet. Terutama kasus terjadi disumbang pelaku perjalanan dari luar negeri.

Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman pun memberikan prediksi terkait gelombang puncak Omicron di Tanah Air.

”Saya sudah katakan sejak awal bahwa varian Omicron tak ringan ya. Bahkan sama juga bisa menyebabkan kasus kematian. Di Australua terjadi juga bahkan seorang atlet 23 tahun, dan tak ada komorbid, serta sudah vaksinasi 2 dosis,” kata Dicky dikutip dari JawaPos.com, Minggu (9/1).

Dicky menjelaskan, tak ada istilah gejala ringan. Sebab, semua varian tetap bisa menyebabkan 1 persen fatalitas atau kematian dan bisa menyebabkan pasien masuk ICU.

Dengan adanya orang yang sudah divaksinasi, kata dia, jumlah orang yang memiliki imunitas makin banyak. Akan tetapi di sisi lain, varian Omicron mampu mereinfeksi seseorang terinfeksi kembali.

”Maka ini akan sangat rawan. Banyak orang abai maskernya,” ucap Dicky.

Karena itu, kata dia, Indonesia selalu terlambat dalam hal puncak kasus COVID-19. Sebab hal itu dipengaruhi kondisi geografis dan demografis masyarakat.

”Indonesia ini terlambat puncak kasusnya. Menurut saya puncak bukan Januari. Kita ini beda dari sisi demografis dan geografis,” jelas Dicky.

Menurut Dicky, puncak kasus akan terjadi pada Februari hingga Maret. Sebab periode itu, imunitas masyarakat yang divaksinasi mulai turun, sementara populasi masih berjuang menghadapi varian Delta dan Omicron.

”Yang rawan itu justru Februari–Maret. Periode itu masyarakat yang sudah divaksin makin menurun imunitasnya. Di situlah Delta dan Omicron bisa masuk kalau kita tak melakukan mitigasi,” terang Dicky. (Jawa Pos)

Comment