EDISIINDONESIA.com – Acara lamaran di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan masih jadi perbincangan publik. Pasalnya, pihak pelamar adalah keluarga perempuan yang diketahui merupakan hal tabu dalam adat masyarakat Bugis Makassar.
Video yang diunggah oleh pihak keluarga pada Senin (22/11), saat prosesi lamaran berlangsung ini pun kini telah dibagikan dan ditonton oleh puluhan ribu netizen. Acara lamaran ini terjadi di Kelurahan Marawi, Kecamatan Tiroang.
Adalah Asmirah, ibu dari calon mempelai wanita yang melamar putra dari Diana. Warga Desa Mattiro Ade itu pun menjodohkan anak perempuannya dengan putra dari Diana.
Tepatnya Senin, 23 November, ia datang bersama rombongan keluarga untuk mengadakan acara lamaran atau mappetuada dalam tradisi bugis. Asmirah pun tak merasa ganjil jika ia dari pihak perempuan yang melakukan acara lamaran.
Jumlah uang panaik atau pesta yang disepakati kedua pihak juga tak sedikit. Rp500 juta. Ditambah 5 sak gula, 5 sak terigu, telur 200 rak telur, beserta bumbu-bumbu, dan kue-kue.
Terkait jumlah uang dan dianggap berlawanan dengan tradisi selama ini di suku bugis, perempuan berlatar pedagang ayam petelur ini menjawab seadanya. Ia mengaku rezekinya lagi lancar dari bisnis yang ia jalankan tahun ini.
“Alhamdulillah bisnis ayam saya lancar, jadi nda masalah (uang pesta mahal),” paparnya seperti dikutip dari Fajar.co.id.
Asmirah menjelaskan, umur anaknya masih belum memenuhi syarat untuk dinikahkan. Sebab masih sedang menempuh pendidikan kelas 3 SMP.
Makanya, untuk proses pernikahan belum direncanakan dalam waktu dekat ini. “Kemarin itu masih lamaran, untuk pernikahan masih tiga atau empat tahun lagi,” jelasnya.
Adapun orang tua dari pihak lelaki, Diana mengaku senang sebab anaknya dilamar. Ia dan calon besan, paparnya, masih punya hubungan keluarga sehingga dengan kedua anak menikah maka hubungan keluarga menjadi semakin dekat lagi.
Terkait proses lamaran yang justru dilakukan pihak perempuan, ia menanggapi santai.
“Saya bahagia sekali (anak dilamar). Anak saya ini memang pernah di pesantren dan saat ini masih kuliah di Jakarta,” jelasnya.
Ia tak menampik bahwa keputusan untuk menikahkan anaknya merupakan keinginan orang tua masing-masing. Kedua anak pun saling mengenal tapi memang jarang saling menyapa. “Ini memang dijodohkan,” paparnya. (Red)
Comment