KENDARI, EDISIINDONESIA.id – Perhelatan Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2024 masih beberapa bulan lagi, tetapi situasinya sudah mulai panas sejak saat ini.
Sebabnya, pada Pemilu tersebut akan memilih presiden, DPR RI, DPD RI, DPRD Provinsi Kabupaten/kota, dan juga Pilkada serentak pada tahun 2024.
Seiring dengan adanya momentum tersebut, Ikatan Kekeluargaan Mahasiswa/Pelajar Indonesia Sulawesi Selatan (IKAMI Sulsel) Cabang Kota Kendari yang dinahkodai Ahmad Asy-zadzily memberi support terhadap penyelenggara, agar dapat bekerja sesuai dengan peraturan yg ada, tetap menjaga netralitas dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip Pemilu.
Lebih lanjut, Zili sapaan akrabnya, juga menyatakan ketidak kesepakatannya terkait penggunaan politik identitas, sebagai pilihan strategi untuk memenangkan kontestasi Pemilu 2024.
“Walaupun pada dasarnya tradisi tersebut telah ada sejak lama, namun baru belakangan ini terasa sangat kuat. Kami mengecam penggunaan politik identitas sebagai strategi politik, simbol-simbol identitas suku, agama dan Ras jangan digunakan untuk mencari massa oleh para pemangku kepentingan,” ucap Zili, Kamis (25/5/2023).
“Kontestasi ini mestinya tidak dijalankan dengan mengedepankan politik identitas, tetapi harus mengedepankan kapasitas gagasan dan program,” tandas Zili.
Hal tersebut disampaikan atas adanya rumor bahwasanya secara kelembagaan IKAMI Sulsel terseret dalam politik praktis.
“Secara tegas saya selaku formatur IKAMI SS Kota Kendari menyatakan IKAMI SS tidak pernah dan tidak akan pernah menyatakan dukungan terhadap figur manapun dalam kontestasi politik di wilayah Sulawesi Tenggara, kami memegang prinsip saat ini dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung,” tegasnya.
Ia juga menyayangkan jika ada seruan-seruan dari lembaga paguyuban yang mengarah ke politik identitas.
“Saya tidak menginginkan paguyuban dijadikan kendaraan politik bagi elit politik. Kalau secara personal silahkan saja, tapi jangan bawa nama lembaga,” tutupnya. (**)
Comment