Perang Bintang Sangat Diharap Berakhir Dengan Pulihnya Citra Instansi Aparat Penegak Hukum di Negeri Ini

EDISIINDONESIA.id-Perang bintang sungguh sangat membingungkan. Secara harian, mungkin juga maksudnya perang antara mereka yang berbintang. Tapi nalar awan saya menduga adalah perang tingkat tinggi yang tak jamak dipahami banyak orang.

Tapi asa narasi yang dipapar agak lebih gamblang oleh sejumlah media sosial dalam bisnis ilegal ada perseteruan dalam liingkaran perang Bintan, terkait dengan kesaksian yang menghebohkan dari Ismail Bolong, hingg kemudian dia terpaksa mengungkapkan pengakuan selanjutnya yang berkaitan dengan perwira tinggi Polri.

Kisah bisnis ilegal itu tambang batu bara itu, konon berlimpahan duit yang mengalir sampai jauh ke ujung muara.

Jendral Polisi Purnawirawan Sysno Diadji mengakui tambang batu baru ilegal itu bagian dari permainan mavia termasuk Polri. Maka untuk tampil di stasiun televisi swasta pun, sang Pensiunan Jendral Polisi itu pun, disumbat.

Dari tambang ilegal itu pun tak membayar pajak, karena memang tak punya izin resmi. Padahal, banyak sekali perusahaan yang sudah punya izin resmi pun, juga ngemplang pijak. Kisah ngemplang ini pun dibeking aparat pemerintah di daerah. Maka sempurnalah perselingkuhan itu bertahun-tahun lamanya, meski aparat yang ikut terlibat silih berganti dan mewariskan praktek perselingkuhan berjemaah itu sampai hari ini.

Perseteruan yang sedang marak ini ditengarai Susno Duadji yang kini menyandera sejumlah instansi, utamanya Polri yang sedang ingin merefornasi diri akibat berbagai ulah sejak terkuaknya “Drama Dari Duren Tiga” yang menghebohkan dan membuat sock warga masyarakat. Karena rentetan diujung drama tragika Polisi menembak Polisi ini pun muaranya sampai perang antar feaksi judi dengan fraksi narkoba. Akibat dari peperangan ini sejumlah ladang ganja yang dipelihara di berbagai tempat, sungguh terkesan agak demonstratif
jadi marak dimusnahkan.

Dukungan Menko Polhukham, Machfud MD agar Polri segera menuntaskan kasus aib ini demi pemulihan citra Polri, karena menyebut petinggi Polri yang masih aktif dan menjabat posisi penting di instansi Polri.

Pada persilangan kasus inilah Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo membuktikan diri ingin serius membersihkan instansi Polri dan mengembalikan citra lembaga pengayom, pelindung dan pelayanan masyarakat yang bersih dan sangat mulia fungsi dan tugasnya itu.

Jika tidak, boleh jadi akan ikut tergelam dalam catatan sejarah hitam yang tidak akan dilupakan sepanjang jaman.

Lalu kehadiran tujuh mantan Kapolri yang menyambangi Kapolri, kiranya lebih dari cukup meyakinkan, apalagi rakyat bisa dipastikan siap di belakang untuk memberikan dukungan juga, sekiranya Kapolri serius mau membersihkan instansi yang tengah berada dalam genggamannya.

Citra Kepolisian yang baik itu bagi rakyat kebanyakan tak cuma menjaga keamanan, tetapi juga dalam bentuk pelayanan dengan perlakuan nyata tak lagi menjadi momok yang menakutkan. Dan semangat melindungi serta mengayomi itu diantaranya bagi masyarakat banyak adalah jangan lagi mengedepankan semangat untuk menangkap, tetapi akan lebih bijak mengedepankan pencegahan dan pengayoman atau pembinanaan.

Perang bintang — apapun bentuknya — sangat diharap segera berakhir dengan pulihnya citra instansi aparat penegak hukum di negeri ini. Sebab rakyat semakin merasa tertekan dan menderita akibat krisis multi dimensi di semua bidang, ekonomi, politik dan sosial budaya serta keagamaan.(**)

Penulis : Jacob Ereste

Tulisan ini kiriman dari sobat edisiindonesia.id, isi dalam tulisan ini sepenuhnya ditanggung oleh penulis

Comment