KOLAKA, EDISIINDONESIA.id- Irjen Pol. Dwi Irianto, S.I.K., M.Si., Kapolda Sulawesi Tenggara (Sultra), memimpin kunjungan kerja ke Proyek Strategis Nasional (PSN) PT. Indonesia Pomalaa Industry Park (PT. IPIP) di Desa Oko-Oko dan Desa Sopura, Kecamatan Pomalaa.
Kunjungan ini melibatkan sebagian besar pejabat utama Polda Sultra sebagai bentuk monitoring, evaluasi, dan asistensi sistem manajemen pengamanan proyek agar tetap kondusif. PT. IPIP, perusahaan yang fokus pada industri baterai lithium, diproyeksikan menjadi salah satu pusat industri terbesar di dunia, dan investasinya yang sangat besar dinilai sebagai anugerah bagi masyarakat Kolaka dan Sultra.
Kapolda Dwi Irianto menekankan pentingnya peran seluruh elemen masyarakat, termasuk tokoh adat, organisasi masyarakat, dan kepemudaan, dalam menjaga keamanan dan ketertiban agar iklim investasi tetap kondusif. Beliau menyampaikan bahwa keberhasilan investasi ini berdampak signifikan pada kesejahteraan masyarakat, peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan penguatan ekonomi negara. Kegagalan dalam menjaga keamanan, bahkan berpotensi menyebabkan kerugian besar jika investasi tersebut berpindah ke daerah atau negara lain.
“Investasi sebesar ini bukan hanya tanggung jawab kepolisian dan TNI, tetapi juga tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat,” tegas Kapolda. “Kita harus bersama-sama menjaganya.”

Lebih lanjut, Kapolda juga menekankan pentingnya edukasi dan pelatihan bagi generasi muda agar mereka memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk bersaing dalam perekrutan di PT. IPIP. Masyarakat juga didorong untuk jeli melihat peluang usaha yang muncul seiring dengan pembangunan pabrik ini, sehingga dapat meningkatkan taraf ekonomi mereka. Kapolda berharap, seluruh anak bangsa turut berperan aktif dalam mensukseskan pembangunan PT. IPIP, sambil tetap menghargai nilai-nilai kearifan lokal, adat budaya suku Tolaki, dan menjaga kelestarian lingkungan.
Sebelum meninjau lokasi pembangunan smelter, Kapolda dan rombongan menerima paparan dari Chief Executive Officer (CEO) PT. IPIP, Mr. Shao Weisheng; Direktur KNI, Mr. Ning Jiancheng; dan General Manager Rimau Grup, Dr. Saefuddin Muslimin. Paparan tersebut menjelaskan progres pembangunan infrastruktur penunjang, termasuk jalan dan hunian karyawan.
Mr. Shao Weisheng menjelaskan bahwa kawasan HPAL seluas kurang lebih 260 hektar akan memiliki kapasitas produksi 120 ribu ton Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) per tahun. Tahap pertama pembangunan akan menggunakan lahan seluas sekitar 1200 hektar. Pembangunan hunian karyawan yang mampu menampung 10.000 orang hampir rampung, sementara infrastruktur jalan terus dikerjakan. Smelter sendiri ditargetkan beroperasi pada akhir tahun 2026.

“Kami memohon dukungan dan doa seluruh masyarakat Kolaka agar pembangunan smelter dapat selesai tepat waktu,” ujar Mr. Shao Weisheng. “PT. IPIP berkomitmen membangun industri yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.”
Kunjungan Kapolda ini bukan hanya sekadar kunjungan seremonial, tetapi juga menunjukkan komitmen pemerintah daerah dan aparat keamanan dalam mendukung investasi strategis nasional. Kerjasama yang erat antara pemerintah, aparat keamanan, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan pembangunan PT. IPIP dan dampak positifnya bagi perekonomian Sulawesi Tenggara. Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam menarik investasi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.(**)
Comment