WAKATOBI, EDISIINDONESIA.id- Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Ir. Hugua, menggelar audiensi dengan pelaku industri pariwisata, UMKM/Ekraf, dan pengusaha di Wakatobi.
Audiensi bertema “Membangkitkan Kembali Pariwisata Wakatobi Bersama Pelaku UMKM/Ekraf dan Pengusaha” ini berlangsung di Patuno Resort Wakatobi, setelah salat Tarawih.
Hadir dalam acara tersebut perwakilan HIPMI, PHRI Wakatobi, penggiat pariwisata, seni, pendidikan vokasi, pengusaha rental, komunitas kreatif, tokoh masyarakat, penggiat lingkungan, Wakil Bupati dan Sekda Wakatobi, Staf Ahli Gubernur Bidang Kemasyarakatan, Kepala Dinas Kominfo, Kepala Dinas Kesehatan, serta Karo Adpim.
Wagub Hugua menekankan pentingnya sinergi pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota untuk memajukan pariwisata. Prioritas utama adalah menghidupkan kembali jalur penerbangan ke Wakatobi, Bau-Bau, dan Kolaka, serta meningkatkan konektivitas dan aksesibilitas ke destinasi wisata lainnya di Sultra.
“Wakatobi, sebagai kawasan strategis nasional dan taman nasional UNESCO, memiliki potensi besar yang harus dikembangkan berkelanjutan,” tegas Wagub.
Ia menambahkan bahwa daya tarik Wakatobi ditentukan oleh faktor pendorong (promosi efektif) dan faktor ketertarikan (kenyamanan, keramahan, budaya lokal, aksesibilitas).
Wagub Hugua juga menyoroti pentingnya pengembangan sektor perikanan dan kelautan untuk mendukung konservasi laut dan terumbu karang, serta mengangkatnya sebagai daya tarik wisata.
Diskusi menarik muncul mengenai potensi akulturasi budaya lokal dan konservasi sebagai daya tarik wisatawan domestik dan mancanegara.
Wagub Hugua berkomitmen untuk mengembalikan Wakatobi sebagai destinasi wisata unggulan, bahkan masuk 10 besar destinasi wisata Indonesia.
Ia berencana meningkatkan frekuensi penerbangan ke Bandara Matahora Wakatobi dari berbagai kota, serta membentuk UPTD Kelautan di bawah Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sultra untuk menjaga kelestarian biota laut.
Audiensi ini menghasilkan kesepakatan untuk membangun kembali sektor pariwisata Wakatobi dan Sultra secara kolaboratif, melibatkan APBD kabupaten dan provinsi, APBN, serta investor. Komitmen ini disambut antusias oleh para peserta.(**)
Comment