KOLUT, EDISIINDONESIA.com – Kelakuan PT Monodon Pilar Nusantara memang sudah keterlaluan. Kontraktor utama proyek pembangunan bandara Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) Sulawesi Tenggara (Sultra) itu, melakukan aktivitas penimbunan tanggul proyek bandara, yang menutup akses keluar masuk perahu nelayan di sungai Desa Lametuna Kecamatan Kodeoha.
Alhasil, puluhan unit perahu milik nelayan yang berlabuh di muara sungai terkunci, sehingga tak bisa lagi keluar melaut.
Ketua Kelompok Nelayan Desa Lametuna, Kalamuddin S Ag, menuturkan penutupan akses sungai itu dilakukan secara sembunyi-sembunyi oleh pihak kontraktor, tanpa berkoordinasi terlebih dahulu dengan para nelayan.
“Tepatnya di malam jumat lalu (19/11/2021), akses muara sungai itu mereka tutup, sekitar jam 1 malam. Itu tanpa sepengetahuan para nelayan dan Pemerintah Desa. Sementara di muara sungai masih banyak perahu nelayan yang berlabuh,” tutur Kalamuddin.
Menurut Kalamuddin, awalnya saat pertemuan di Kantor Kecamatan Kodeoha beberapa waktu lalu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kolut melalui Dinas Perhubungan (Dishub), berjanji tidak akan menutup akses sungai dimaksud sebelum membuat tambat labuh perahu yang baru bagi masyarakat nelayan setempat.
Namun lanjut dia, tambat labuh perahu nelayan yang dijanjikan belum tersedia, pihak kontraktor justru sudah melakukan penimbunan.
“Jadi kami minta, kalau perahu nelayan yang masih di dalam muara itu mau keluar, pihak kontraktor wajib membuka kembali muara sungai yang sudah ditutup. Dan jangan ditutup lagi sebelum Pemerintah membuat tambat labuh sementara untuk perahu nelayan,” tegasnya.
“Ini sudah hari kedua masyarakat tidak melaut, karena akses muara sungai ini ditutup. Kasihan masyarakat kalau begini Pak,” pungkasnya.
Penutupan akses sungai Desa Lametuna oleh pihak Kontraktor PT Monodon ini akhirnya mendapat kecaman dari para nelayan setempat. Puluhan masyarakat nelayan di Desa Lametuna melakukan aksi menutup sejumlah jalan akses keluar masuk di sekitar lokasi pembangunan bandara Kolut.
Para nelayan mengancam, jika proses mediasi yang saat ini tengah berlangsung, gagal menemui jalan keluar untuk masalah ini, maka masyarakat nelayan akan memboikot seluruh akses jalan yang dilalui PT Monodon Pilar Nusantara.
Hingga Sabtu malam (20/11/2021), aparat kepolisian Polsek Kodeoha masih berjaga di lokasi guna mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. (reno/red/EIn)
Comment