KENDARI, EDISIINDONESIA.id – Calon Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara, Laode Ida, menyatakan keprihatinannya atas kasus kriminalisasi yang menimpa seorang guru di Konawe Selatan. Melalui unggahan video di akun TikTok resminya, Laode Ida menyampaikan pesan kepada orang tua siswa agar mencabut laporan yang dilayangkan terhadap guru tersebut.
Laode Ida menekankan bahwa peristiwa yang menimpa guru bernama Supriyani tidak seharusnya dibawa ke ranah hukum. Ia menyarankan agar kedua belah pihak, yaitu guru dan orang tua siswa, menyelesaikan permasalahan secara internal melalui mekanisme penyelesaian yang ada.
“Peristiwa seperti ini sebenarnya tidak perlu dibawa ke ranah hukum,” ujar Laode Ida. “Kalau terjadi peristiwa anak nakal, dimarahi, bahkan mungkin ada yang menyentuh badannya dan cara-cara tertentu, orang tuanya tidak boleh langsung marah duluan. Carikan jalan penyelesaiannya.” Ujarnya.
Laode Ida, yang juga mantan Wakil Ketua DPD RI dua periode, menegaskan kepada orang tua siswa untuk menahan diri dan mencabut laporan yang ditujukan kepada Supriyani. Ia meminta agar orang tua siswa meminta jaksa untuk mengembalikan laporan tersebut dan menyelesaikan permasalahan secara damai.
“Orang tua murid yang menjadikan ibu Supriyani itu mau dipenjarakan, tolong tahan diri sekarang. Tolong cabut laporannya itu, minta jaksa untuk kembalikan laporannya itu dan dilakukan penyelesaian secara damai,” pungkasnya.
Pernyataan Laode Ida ini menunjukkan kepeduliannya terhadap dunia pendidikan dan kesejahteraan guru. Ia memahami bahwa konflik antara guru dan orang tua siswa dapat terjadi, tetapi menekankan pentingnya penyelesaian yang damai dan tidak melibatkan jalur hukum.
Laode Ida dikenal luas melalui kiprahnya sebagai Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah RI selama 10 tahun dan terakhir sebagai anggota Ombudsman RI periode 2016 – 2021. [4] Pengalamannya dalam berbagai bidang, baik di pemerintahan maupun masyarakat, membuatnya menjadi salah satu figur penting dalam perpolitikan Sulawesi Tenggara.
Pernyataan Laode Ida ini diharapkan dapat menjadi momentum bagi semua pihak untuk lebih bijak dalam menyikapi konflik di lingkungan pendidikan. Ia juga mengingatkan pentingnya peran orang tua dalam mendukung proses pendidikan anak, serta perlunya dialog dan komunikasi yang baik antara guru dan orang tua siswa.(**)
Comment