WAKATOBI, EDISIINDONESIA.id – Masyarakat Pulau Kaledupa, Kabupaten Wakatobi tidak terima dengan tindakan anarkis yang menimpa Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Wakatobi, Safiudin.
Safiudin yang merupakan kader dan tokoh masyarakat Kaledupa mendapat perlakuan tidak manusiawi dari salah seorang peserta unjukrasa saat aksi demonstrasi terkait mahalnya harga BBM didepan kantor Bupati beberapa waktu lalu. Insiden itu terjadi dan disaksikan langsung oleh Bupati Wakatobi, Haliana.
Sebelumnya, beredar rekaman video amatir berdurasi 17 detik memperlihatkan bupati Wakatobi, Haliana duduk diatas kursi sambil menjawab aspirasi demonstran yang menuntut mahalnya harga BBM. Sementara, Kadis Perindag, Safiudin terlihat mendampingi Bupati sambil duduk jongkok bersama peserta unjukrasa.
Salah seorang mengangkat kursi dan mempersilahkan Kadis Perindag duduk. Namun kursi tersebut malah ditarik oleh salah satu peserta demo sambil membentak Safiudin.
“Jangan, jangan, jangan. Jangan dikasi (Kursi)” tutur peserta unjukrasa dalam bahasa daerah sambil menarik kursi tersebut.
Anehnya, Bupati Wakatobi tidak membela bawahannya. Ia malah membiarkan aksi tak terpuji itu terjadi didepan mata kepalanya. “Biarkan saja, tidak apa-apa,” ujar Haliana.
Video tersebut sontak ramai beredar melalui media sosial dan Whats App Group (WAG) serta memicu berbagai kecaman dari kalangan masyarakat, terutama masyarakat Kaledupa.
“Saya ingin menyampaikan kepada masyarakat kaledupa bahwa sebagai Marwah kekaledupaan kita, tentu kita harus merasa. Kita tidak setuju kalau ada keluarga kita, siapapun juga jangankan orang kaledupa, orang lainpun tidak boleh. Tidak boleh dibiarkan kalau ada kejadian seperti itu,” pesan Ketua Komisi III DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) Suwandi Andi saat dikonfirmasi media ini via telepon cellularnya, Senin, 20 Februari 2023.
Dia meminta kepada generasi
khususnya pendemo di Wakatobi agar melakukan demonstrasi dengan kesopanan, dan kesantunan.
Sebab kata dia, soal dinamika itu biasa saja, tapi soal kekerasan tidak dibenarkan siapapun.
“Tapi bagi saya orang kaledupa, saya juga ingin mengatakan bahwa wajar kalau orang kaledupa marah. Karena diperlakukan kepala dinas dari Kaledupa dihadapan Bupati seperti itu malah Bupati sampaikan biarkan saja, tidak apa-apa,” tegasnya.
Menurut dia, bupati Wakatobi keliru dalam mengambil kewenangannya. Terlebih Bupati terkesan membiarkan aksi anarkis itu terjadi dan berkata tidak apa-apa.
Politisi PAN itu juga menganggap tidak ada salahnya jika orang menilai kalau gerakan demonstran saat itu merupakan by desain yang dilakukan oleh bupati untuk kemudian mengevaluasi kepala dinas.
“Tidak apa-apa itu kalau dikonotasikan berarti kan biarkan saja dilempar itu kepala dinas kalau begitu. Andaikan dia itu sebagai bupati bisa saja dia perintahkan pihak keamanan agar diamankan dulu itu orang bisa saja kan,” tuntasnya.(**)
Comment