KENDARI, EDISIINDONESIA.id – Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) Andi Sumangerukka, membuka Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Sultra tahun 2025.
Kegiatan ini mengangkat tema “Pemberdayaan Perajin untuk Kriya Berkelanjutan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Berbasis Ekonomi Kreatif”.
Sebagai Pembina Dekranasda Sultra, Gubernur menilai Rakerda menjadi momentum strategis untuk memperkuat peran Dekranasda provinsi maupun kabupaten/kota dalam menumbuhkan industri kerajinan daerah berbasis ekonomi kreatif.
“Ekonomi kreatif merupakan salah satu penunjang Pendapatan Asli Daerah (PAD). Oleh karena itu, saya minta kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait agar memberikan pendampingan terhadap berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh Dekranasda,” tegasnya.
Gubernur juga mengakui bahwa sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) ikut terdampak kondisi ekonomi saat ini. Namun, setelah meninjau pameran kerajinan, ia optimistis produk perajin Sultra memiliki potensi besar untuk bersaing di tingkat nasional.
“Kita tidak kalah dengan daerah lain, baik dari segi kualitas maupun desain,” ujarnya.
Ia berharap Rakerda tidak hanya menjadi forum rapat, tetapi juga melahirkan aksi nyata di lapangan.
Sejalan dengan itu, Ketua Dekranasda Sultra, Arinta Nila Hapsari, mengungkapkan bahwa terdapat sekitar 3.500 perajin UMKM di berbagai wilayah Sulawesi Tenggara. Menurutnya, ini merupakan kekuatan besar dalam mendorong ekonomi daerah.
“Sulawesi Tenggara memiliki beragam potensi kerajinan, baik dari sisi sumber daya manusia (SDM) pengrajin maupun sumber daya alam sebagai bahan baku yang melimpah. Produk-produk unggulan kita yang telah memiliki pangsa pasar tersendiri antara lain tenunan, anyaman, nentu, dan kerajinan perak,” jelasnya.
Rakerda ini turut dihadiri Ketua DPRD Sultra Laode Tariala beserta istri, pimpinan OPD Provinsi Sultra, serta sekitar 100 peserta dari pengurus Dekranasda tingkat provinsi hingga kabupaten/kota se-Sulawesi Tenggara.(**)
Comment