Oleh: Abdul Rachman Rika, S.E., M.Ak, Akademisi dan Pemerhati Transparansi Publik
KENDARI, EDISIINDONESIA.id- Dalam era digital yang semakin berkembang, media sosial telah menjadi platform penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Sulawesi Tenggara. Tidak hanya digunakan untuk berinteraksi sosial, media sosial kini juga memiliki dampak besar pada keputusan politik, terutama di kalangan pemilih muda. Di sisi lain, akuntansi, yang umumnya dihubungkan dengan pengelolaan keuangan, kini berperan penting dalam meningkatkan transparansi kampanye politik dan memastikan penggunaan dana yang bertanggung jawab. Menggabungkan antara akuntansi, konten media sosial, dan keputusan politik menjadi relevan dalam memahami dinamika politik di Sulawesi Tenggara.
Peran Media Sosial dalam Politik
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), lebih dari 70% masyarakat Sulawesi Tenggara memiliki akses internet, dengan 60% di antaranya aktif menggunakan media sosial(Badan Pusat Statistik Indonesia). Media sosial, seperti Facebook dan TikTok, sering digunakan sebagai alat kampanye politik oleh para kandidat. Di sinilah konten politik yang disajikan memainkan peran penting dalam membentuk persepsi masyarakat, khususnya generasi milenial yang menyumbang 40% dari total pemilih(Badan Pusat Statistik Indonesia)(BPS Sultra).
Kampanye politik yang berbasis media sosial memungkinkan politisi menjangkau pemilih dengan cepat dan efisien. Namun, kekuatan media sosial juga memiliki sisi negatif. Ujaran kebencian dan penyebaran informasi palsu sering kali mewarnai ruang digital, yang dapat mempengaruhi keputusan politik masyarakat. Penelitian menunjukkan bahwa konten media sosial dapat membentuk persepsi politik warga dan mempengaruhi pilihan mereka pada pemilu, terutama di kalangan mereka yang memiliki literasi politik menengah hingga tinggi(UIN Jakarta E-Journal).
Akuntansi dan Transparansi dalam Kampanye Politik
Dalam kampanye politik, keuangan yang transparan adalah aspek kritis yang memengaruhi kepercayaan masyarakat. Di sinilah akuntansi berperan. Prinsip-prinsip akuntansi memungkinkan pengelolaan dana kampanye yang lebih transparan dan akuntabel, memastikan bahwa dana digunakan sesuai peruntukannya dan tidak terjadi penyalahgunaan. Akuntansi juga membantu memastikan pelaporan pengeluaran kampanye yang tepat, yang dapat diakses oleh publik, sehingga masyarakat dapat memantau seberapa transparan calon mereka dalam menggunakan anggaran kampanye.
Sebagai contoh, dalam konteks politik di Sulawesi Tenggara, keterbukaan dalam pengelolaan dana kampanye dapat meningkatkan kredibilitas kandidat. Apalagi di era media sosial, di mana informasi menyebar dengan cepat, transparansi anggaran kampanye yang jelas dan tepat waktu menjadi salah satu faktor yang dapat meningkatkan elektabilitas kandidat di mata masyarakat.
Korelasi Media Sosial, Akuntansi, dan Keputusan Politik
Kaitan antara akuntansi, konten media sosial, dan keputusan politik sangat erat. Ketika masyarakat terpapar konten kampanye yang menarik di media sosial, mereka tidak hanya menilai dari sisi visi dan misi kandidat, tetapi juga memperhatikan sejauh mana kandidat mampu mengelola dana kampanye secara transparan. Misalnya, informasi mengenai penggunaan dana kampanye yang dipublikasikan secara terbuka melalui media sosial dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap calon pemimpin.
Sebaliknya, ketidaktransparanan dalam pelaporan keuangan dapat menjadi isu negatif yang disebarluaskan melalui media sosial, yang pada akhirnya mempengaruhi keputusan politik masyarakat. Dalam konteks ini, akuntansi yang baik dapat menjadi jaminan bahwa kandidat politik menggunakan dana kampanye dengan etis dan bertanggung jawab, yang penting dalam membangun citra positif di mata pemilih.
Data Statistik yang Menguatkan
Data dari BPS 2023 menunjukkan bahwa tingkat partisipasi politik di Sulawesi Tenggara meningkat, terutama di kalangan pengguna media sosial(Badan Pusat Statistik Indonesia). Partisipasi ini didorong oleh konten politik yang tersebar di berbagai platform digital. Namun, tingkat literasi politik juga memainkan peran besar dalam bagaimana masyarakat menanggapi konten tersebut(
UIN Jakarta E-Journal). Masyarakat dengan literasi politik yang lebih tinggi cenderung lebih kritis terhadap kampanye yang dilakukan melalui media sosial, terutama terkait dengan transparansi pengelolaan dana kampanye.
Kesimpulan
Media sosial dan akuntansi adalah dua elemen yang tampak terpisah tetapi memiliki dampak besar pada keputusan politik masyarakat di Sulawesi Tenggara. Media sosial memberikan platform bagi para kandidat untuk berkomunikasi dengan pemilih, sementara akuntansi yang baik memberikan landasan bagi transparansi kampanye politik. Kedua hal ini, jika digabungkan dengan tepat, dapat meningkatkan partisipasi politik dan membantu masyarakat membuat keputusan politik yang lebih baik.(**)
Tulisan ini adalah kirim dari sobat edisiindonesia.id, isi tulisan tersebut sepenuhnya dipertanggungjawabkan oleh penulis.
Comment