KENDARI, EDISIINDONESIA.id – Sebuah video berdurasi satu menit yang beredar di media sosial, video tersebut memperlihatkan gerbang megah yang dibangun sebagai akses utama menuju objek wisata Pantai Toronipa, Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe, dari Kota Kendari, kini menunjukkan tanda-tanda kerusakan.
Gerbang yang dibangun dengan anggaran fantastis sekitar Rp33 miliar dan baru diresmikan pada Februari 2024, kini memicu kontroversi.
Masyarakat dikejutkan dengan fakta bahwa pilar salah satu dari empat gerbang tersebut ternyata hanya dilapisi GRC Board, bukan beton utuh seperti yang diharapkan.
Dalam video yang diterima oleh media ini pada Minggu malam, 1 September 2024, seorang pria terdengar menjelaskan kondisi gerbang yang sudah mengalami kerusakan tersebut. Ia mengungkapkan kekecewaannya setelah mengetahui bahwa bagian dalam pilar tersebut kosong, tidak terbuat dari beton penuh seperti yang selama ini dipercayai masyarakat.
“Selama ini mungkin masyarakat banyak yang mengira bahwa keempat gerbang yang cukup besar ini, dibangun atau dirancang dengan campuran beton yang utuh, saya pun juga baru tahu bahwa di dalamnya kosong, dan itu pun seperti yang kita lihat, kondisinya sudah banyak mengalami kerusakan. Ini baru satu gerbang, kita tidak tahu tiga gerbang lainnya bagaimana,” ujarnya.
Kondisi gerbang yang rusak ini memicu pertanyaan serius mengenai kualitas konstruksi dan pengawasan proyek tersebut. Gerbang yang diharapkan menjadi daya tarik wisatawan menuju Pantai Toronipa justru memunculkan tanda tanya besar terkait tanggung jawab pemerintah daerah dalam memastikan pembangunan yang berkualitas.
Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas SDA dan Bina Marga Sultra, Pahri Yamsul, membenarkan bahwa anggaran pembangunan gerbang tersebut memang mencapai Rp33 miliar. Ia menjelaskan bahwa pilar gerbang menggunakan baja dan dilapisi dengan GRC Board, sesuai dengan desain yang telah disepakati.
“Anggaran sesuai kontrak seperti itu jumlahnya. Pilar beton menggunakan baja, dinding penutup menggunakan GRC sesuai dengan gambar desain yang telah di sepakati,” jelas Pahri melalui pesan WhatsApp, Minggu (1/9/2024).
Namun, ketika diminta penjelasan lebih lanjut mengenai alasan pemilihan GRC Board untuk lapisan luar pilar, Pahri Yamsul mengarahkan media untuk mengonfirmasi kepada Kabid Bina Marga, Harmunadin.
“Kalau itu nanti tanyakan ke penanggung jawab kegiatan namanya pak Harmunadin kabid Bina Marga, karena ketika itu saya belum ada di dinas Bina Marga sehingga saya tidak tau alasan teknisnya,” ujarnya.
Namun saat dikonfirmasi melalui telepon WhatsApp, pada hari Rabu 4 September 2024, Harmunadin terkesan irit bicara dan enggan memberikan penjelasan rinci.
“Nanti ketemu besok bersama konsultan perencanaan,” ucapnya singkat, tanpa memberikan keterangan lebih lanjut. (**)
Comment