KENDARI, EDISIINDONESIA.com- Ketua Dwen Perwakilan Rakyat (DPRD) Sulawesi Tenggara, H Abdurrahman Shaleh melakukan reses di Kompleks Perumahan BTN Mekar Asri Kelurahan Lepolepo, Kecamatan Watubangga.
Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini ada yang unik. Bagaimana tidak, entah itu secara kebetulan Secara tepat di hari, Rabu jatuhnya tanggal cantik yaitu 2-2-2022. Ternyata saat agenda reses itu sebagian partisipan adalah kalangan emak-emak tangguh. Kita tahu dong urusan ibu-ibu sehari-hari dalam rumah tangga rempongnya selangit.
“Tetapi saya salut semangat para ibu itu tetap ‘setia’ mengikuti jalannya yang saya sengaja kemas dengan suasana santai. Temanya relatif tidak berat meski tetap menyentil soal pembangunan yang sudah dilakukan pemerintah selama ini,” kata ARS Sapaan akrabnya Abdurrahman Shaleh.
Yah, saya H Abdurrahman Shaleh selaku Ketua DPRD Sultra mengucapkan terima kasih pada ibu dan bapak di Kompleks Perumahan BTN Mekar Asri. Apresiasinya dalam reses kali ini cukup baik, kekeluargaan dan bersahabat. Terima kasih juga untuk Bapak Sulfikar atas kesediaannya menyiapkan tempat.
Reses Kekuatan Menarasikan Gagasan dan Masalah
SECARA pribadi saya menilai bicara kompleksitas pembangunan, perkara paling tren selalu bicara ketimpangan komponen dalam antar wilayah, baik dari konsep percepatan maupun pemerataan dalam suatu kawasan itu sendiri.
Fenomena itu tentu selalu menjadi fokus pemikiran pemerintahan di berbagai tingkatan. Kira-kira begini ya, mengapa kok berbagai program maupun kegiatan pembangunan justru kerap melahirkan korelasi negatif dengan masyarakat.
Apakah memang pembangunan itu tidak menyentuh azas kebutuhan masyarakat atau kegagalan pemerintah dalam menarasikan sebuah kebijakan pembangunan ?
“Nah, kegiatan reses saya hari ini, Selasa (1/2/2022), saya sedikit inovasi format. Kalau dulu kegiatan reses umumnya set up lokasi dikemas kayak model pembelajaran one way communication,”katanya.
Yah, anggota dewan ditemani unsur penyelenggaran pemerintahan lurah maupun camat duduk di balik sekat meja. Mirip-mirip model belajar dalam kelas kira-kira.
Kali ini lebih mendorong pendekatan partisipatif, jadi set up lokasi lebih terbuka sehingga mendorong suasana dialogis lebih terbuka. Misalnya reses di salah satu wilayah Kecamatan Kendari Barat, saya memilih lokasi di wilayah bukit atau out door.
Partisipan reses duduk-duduk santai terserah di mana saja. Bahkan, sama sekali tidak berjarak. Kemasannya pun terasa lebih santai.
Berikutnya, reses saya memilih tempat kongkow yang lazim yaitu warung kopi, tepatnya di Warkop K 19 di Jalan Saranani, Kecamatan Mandonga.
Dominan partisipannya adalah kalangan jurnalis yang setiap hari beraktivitas dalam Kota Kendari. Memilih partisipan jurnalis tentu dengan berbagai alasan positif. Salah satunya adalah mengorek informasi penting terkait perspektif masyarakat terhadap hasil pembangunan dan sebagainya.
O iya di pragraf ketiga coretan itu, itu ada pertanyaan yang setiap saat menjadi bahan pemikiran saya selama ini dan korelasi judul coretan dengan isi.
Yang pasti sulit pertanyaan hanya dijawab dengan narasi, tetapi butuh karya bersama berawal dari sebuah gagasan bersama dan mungkin bisa bersama dan bersatu dalam Pemilihan Gubernur Sultra Periode 2024 – 2029. It’s My Dream, Not her.(**)
Comment