KENDARI, EDISIINDONESIA.com – Disaat Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari tengah gencar-gencarnya menata Kota Kendari sebagai Kota Layak Huni, siapa sangka rupanya masih ada beberapa warganya yang masih tinggal di rumah yang bisa disebut tidak layak huni.
Satu keluarga yang tinggal di RT 09, Kelurahan Bende, Kecamatan Kadia, Kota Kendari ini salah satunya.
Selama kurang lebih 30 tahun lamanya, mereka tinggal hidup di rumah dengan ukuran sekiranya 2×3 meter.
Satu keluarga tersebut terdiri dari enam orang, yakni seorang bapak bernama Harping, ibu bernama Andina yang saat ini juga mengalami sakit, serta empat orang anaknya.
Namun sayangnya, Harping yang merupakan kepala keluarga tersebut pada tahun 2020 lalu meninggal di rumah yang tidak layak huni tersebut.
Menurut RT 09, Sudarta, saat tim Edisiindonesia.com menemuinya di lokasi mengungkapkan bukannya pihaknya tidak peduli, hanya saja beberapa kali telah diusulkan beda rumah namun terkendala pada status lahan yang ditempati.
“Ini sudah berapa kali kita usulkan dibedah rumah, cuma kendalanya di status tanah. Ini bukan tanah miliknya, tapi milik keluarganya. Kalau bantuan-bantuan lain itu banyak yang masuk, bahkan diprioritaskan mereka ini seperti PKH dan bantuan sosial (bansos) lainnya,” kata Sudarta, Rabu (12/01/2022).
Lanjut Sudarta, saat ini pihaknya telah melakukan komunikasi dengan pemilik lahan dan secara swadaya akan membangunkan rumah di lokasi semi permanen untuk keluarga almarhum Harping.
“Keluarganya (pemilik lahan) juga ini bilang kalau mereka masih mau tinggal disini, ya silahkan. Mereka ini sudah 30 tahun tinggal disini. Ibunya ini juga kan dalam keadaan sakit, dan lagi ada di moramo. Jadi kita ini berfikir bagaimana ibunya ini bisa kembali kerumahnya sini. Orang sehat saja tidak layak tinggal disini, apa lagi orang sakit. Makanya inisiatif warga disini kita swadayakan bikinkan rumah yang lebih layak tapi tidak permanen, rumah panggung ukuran 6×7 meter,” terangnya.
“Bahkan mirisnya itu waktu bapaknya meninggal, mayatnya itu itu terlentang tidak muat. Kita saja waktu itu angkat mayatnya harus jongkok. Makanya dari situ kita tersentuh, karena kita harap juga bantuan bedah rumah dari Pemkot tapi sampai sekarang tidak ada respon,” tuturnya.
Dari pantauan media ini, sejumlah warga setempat terlihat sedang membantu anak-anak almarhuma Harping membersihkan sekaligus memindahkan barang-barang dari rumah tersebut. (**)
Penulis: Febi Pernasari
Comment