Dorong Hilirisasi, Bea Cukai Kendari Bidik Ekspor Ikan, Kagung hingga Nilam

KENDARI, EDISIINDONESIA.id – Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Kendari gencar mendorong hilirisasi komoditas non-tambang Sulawesi Tenggara (Sultra) untuk meningkatkan ekspor.

Meskipun ekspor Sultra hingga Mei 2025 mencapai US$ 302,89 juta (sekitar Rp49,1 triliun), didominasi sektor pertambangan (stainless steel dan fero) ke Tiongkok, KPPBC Kendari melihat potensi besar pada sektor kelautan, perikanan, pertanian, dan perkebunan.

Kepala KPPBC Kendari, Tonny Riduan Simorangkir, menekankan pentingnya pengolahan komoditas lokal sebelum ekspor untuk menambah nilai jual dan menciptakan lapangan kerja.

“Kami mendorong agar hasil Sultra, khususnya sektor non-tambang, diekspor dalam bentuk olahan, bernilai tambah, dan siap saing di pasar internasional,” tegas Tonny.

Komoditas unggulan yang menjadi target hilirisasi meliputi ikan, udang, kepiting, jagung, nilam, kelapa, dan rumput laut.

KPPBC Kendari telah meluncurkan program “Bea Cukai Keliling” untuk memetakan potensi ekspor di seluruh Sultra, berkolaborasi dengan pemerintah daerah dan instansi terkait.

Program ini bertujuan membina dan membimbing pelaku usaha lokal agar produknya mampu menembus pasar internasional.

KPPBC Kendari juga mengajak pemerintah daerah untuk menarik investasi dalam negeri dan luar negeri guna mendukung industri pengolahan komoditas lokal. Hilirisasi, menurut Tonny, merupakan kunci bagi kemajuan ekonomi Sultra. “Tidak cukup hanya menambang, kita harus mengolah dan mengekspor produk bernilai tambah tinggi,” tandasnya.

Dengan strategi ini, KPPBC Kendari optimistis Sultra akan dikenal tidak hanya sebagai wilayah tambang, tetapi juga sebagai pusat ekspor produk olahan berkualitas dari laut dan darat.(**)

Comment