KENDARI, EDISIINDONESIA.id– Musyawarah Daerah (Musda) DPD Golkar Sulawesi Tenggara (Sultra) yang akan datang telah memicu reaksi dari sejumlah DPD II Golkar kabupaten/kota.
Safrin, mantan Ketua DPD Golkar Kabupaten Konawe Utara (Konut) dua periode dan mantan anggota DPRD Konut, mengungkapkan kekecewaannya atas penggantian dirinya sebagai ketua Golkar Konut oleh Ketua DPD Golkar Sultra, Herry Asiku.
Penggantian tersebut, menurut Safrin, dilakukan secara tiba-tiba dan tanpa evaluasi yang memadai beberapa hari sebelum Munas Golkar di Jakarta (20-21 Agustus 2024).
Meskipun berhasil meningkatkan perolehan kursi Golkar di DPRD Konut dari satu menjadi dua kursi pada Pileg 2024, Safrin menilai dirinya dianggap gagal karena perbedaan pendapat.
Ia menekankan perlunya pemimpin Golkar Sultra yang berkarakter kuat dalam pembangunan dan pengembangan partai, serta mampu mengambil keputusan yang objektif, bukan berdasarkan perbedaan pemahaman personal.
“Untuk suksesi dibutuhkan orang yang punya ide gila. Gila meluangkan waktu, gila berkontribusi secara finansial, gila dengan pikiran dan terobosan baru,” tegas Safrin, melalui sambungan via telefon, Rabu (9/4/2025).
Ia mengkritik kepemimpinan saat ini yang dinilai menyebabkan DPD kabupaten bekerja sendiri-sendiri dan jarang melakukan konsolidasi di lapangan.
Safrin berharap Musda mendatang memilih pemimpin dengan integritas dan kualitas yang lebih baik, pemimpin yang berani berinovasi, berkorban, dan aktif di lapangan.
Ia menilai banyak figur internal yang mumpuni, seperti mantan bupati, bupati aktif, wakil bupati, dan anggota DPRD, untuk memimpin Golkar Sultra menghadapi tantangan yang semakin berat di tahun 2030.
Ia juga secara khusus menyebut Bupati Muna Barat, Darwin, sebagai figur yang layak memimpin DPD Golkar Sultra, mengingat keberhasilannya dalam komunikasi politik selama Pilkada 2024.
Safrin berharap Musda Golkar Sultra melahirkan pemimpin yang berkualitas dan memiliki integritas tinggi terhadap partai.(**)
Comment