EDISIINDONESIA.id- PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menjadikan Proyek Dragon sebagai program prioritas tahun 2025. Proyek ekosistem baterai kendaraan listrik (EV) senilai US$ 16 miliar (sekitar Rp 240 triliun) ini telah memasuki tahap joint venture dengan Contemporary Amperex Technology Co Limited (CATL), perusahaan baterai EV terbesar asal Tiongkok.
Kerja sama ini diharapkan memperluas pasar komoditas mineral Indonesia.
Direktur Utama Antam, Nico D. Kanter, menyatakan bahwa tahap persiapan dan Feasibility Study (FS) untuk pembangunan fasilitas Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF) tengah berlangsung.
Konstruksi pabrik RKEF dan pengembangan Kawasan Industri Buli di Halmahera Timur, Maluku Utara, ditargetkan dimulai tahun ini.
Kawasan industri yang dikelola anak usaha Antam, PT Feni Haltim (FHT), akan menjadi pusat produksi bahan baku baterai EV, termasuk pabrik High-Pressure Acid Leaching (HPAL) yang juga akan dibangun.
Nico menyebut Proyek Dragon sebagai satu-satunya ekosistem baterai EV terintegrasi di dunia yang berada di satu negara. Selain Proyek Dragon, hilirisasi bauksit juga menjadi prioritas Antam pada tahun 2025.(**)
Comment