Harga Minyak Mentah Dunia Diprediksi Terus Turun

EDISIINDONESIA.id – Harga minyak mentah dunia menetap lebih rendah pada perdagangan pekan ini membuat penutupan mingguan datar dan cenderung menjadi lebih rendah.

Hal ini indikasi pasokan minyak Rusia yang kuat mengimbangi data pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang lebih baik dari perkiraan.

Selain itu didorong juga oleh margin penyulingan distilasi menengah yang kuat dan harapan pemulihan cepat dalam permintaan Tiongkok.

Untuk diketahui, pemuatan minyak dari pelabuhan Baltik Rusia akan naik sebesar 50 persen bulan ini dari Desember.

Hal ini karena penjual mencoba untuk memenuhi permintaan yang kuat di Asia karena musim dingin yang ekstrim dan keuntungan dari kenaikan harga energi global.

“Jika pasokan Rusia tetap kuat menjelang bulan depan, harga minyak mungkin akan terus turun. Dan ini akan di manfaatkan oleh para investor untuk melakukan taking profit akhir pekan ini dan mengunci keuntungan,” kata Vandy Cahyadi analis dan komisaris PT.Orbi.

“Kami berpikir posisi jual minyak mentah mulai terlihat menarik lagi, bahkan mungkin dari perspektif taktis,” lanjut Vandy dalam catatan berikutnya.

Sementara itu, pemuatan minyak mentah Ural dan KEBCO dari Ust-Luga selama 1-10 Februari dapat naik menjadi 1,0 juta ton dari 0,9 juta dalam rencana untuk periode yang sama di Januari.

Perusahaan energi AS minggu ini juga menjaga rig minyak dan gas alam tetap stabil di 771, perusahaan jasa energi Baker Hughes Co BKR.O mengatakan dalam laporannya.

Sementara itu, delegasi OPEC+ bertemu minggu depan untuk meninjau tingkat produksi minyak mentah, dengan harapan tidak ada perubahan pada kebijakan produksi saat ini.

Keputusan Federal Reserve AS atau The Fed selanjutnya tentang suku bunga akan dibuat pada pertemuan pada 31 Januari dan 1 Februari dengan latar belakang penurunan inflasi dan produk domestik bruto (PDB) yang tumbuh lebih cepat dari yang diharapkan 2,9 persen pada kuartal keempat.

Konsensus sekarang dengan tegas mendukung The Fed menaikkan suku bunga hanya 25 basis poin minggu depan, setelah bergeser dari kenaikan 75 menjadi 50 basis poin pada pertemuan terakhirnya di bulan Desember.

Sementara itu, di Tiongkok, kasus Covid-19 yang mengalami sakit kritis turun 72 persen dari puncaknya awal bulan ini. Sementara kematian harian di antara pasien Covid-19 di rumah sakit telah turun 79 persen dari puncaknya.

Hal tersebut menunjukkan normalisasi ekonomi Tiongkok dan meningkatkan ekspektasi pemulihan permintaan minyak. Dalam penutupan pasar AS di sabtu pagi, harga minyak dunia di level USD 79,22 per barel pada jam 03.30 WIB.  

Sedangkan untuk  perdagangan Senin, diprediksi minyak dunia  akan di perdagangkan melemah di rentang USD 76,40 per barel hingga USD 82,00 per barel. (edisi/jawapos)

Comment