12 Kabupaten di Sultra Berpotensi Alami Pergerakan Tanah

Peta prakiraan pergerakan tanah di Sultra/Foto: Istimewa

KENDARI, EDISIINDONESIA.com – Ada 12 kabupaten di Sulawesi Tenggara (Sultra) yang memiliki potensi terjadi pergerakan tanah pada Bulan Februari 2022 ini. Mulai dari risiko menengah hingga menengah tinggi.

Itu seperti yang tertuang dalam rilis yang dikeluarkan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), terkait potensi pergerakan tanah di Sultra.

Data tersebut disampaikan melalui surat Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Edi Budi Lelono kepada Gubernur Sulawesi Tenggara, Ali Mazi.

Surat bernomor 72/GL.03/BGL/2022 dikeluarkan Badan Geologi ESDM pada 27 Januari 2022.

Dalam surat berisi perintah upaya mitigasi dan kesiapsiagaan pemerintah serta masyarakat di Sultra untuk mengantisipasi potensi gerakan tanah atau tanah longsor.

Pemetaan wilayah berdasarkan hasil tumpang susun (overlay) antara peta zona kerentanan gerakan tanah dengan peta prakitaan curah hujan bulanan di BMKG.

Berikut ini data wilayah Sultra dengan kriteria potensi menengah hingga tinggi terjadi tanah longsor.

  1. Baubau (menengah) yakni, Batupoaro, Betoambari, Bungi, Kokalukuna, Murhum, Sorawolio dan Wolio.
  2. Bombana (menengah) yakni Kabaena, Kabaena Barat, Kabaena Selatan, Kabaena Tengah, Kabaena Timur, Mataoleo. Poleang, Poleang Barat, Poleang Tenggara, Poleang Timur, Poleang Utara, Rarowatu, Rumbia, Rumbia Tengah dan Tontonunu.
  3. Buton (menengah) yakni Batauga, Kapontori, Lasalimu, Pasarwajo dan Sampolawa.
  4. Buton Utara (menengah) yakni, Kambowa, Kulisusu, Kulisusu Barat, Kulisusu Utara dan Wakorumba Utara)
  5. Kota Kendari (menengah), yakni Kendari, Kendari Barat dan Menui Kepulauan sementara untuk (menengah-tinggi) terdiri dari Abeli, Baruga, Kadia, Kambu, Kendari, Kendari Barat, Mandonga, Poasia, Puuwatu dan Wuawua.
  6. Kolaka (menengah) Baula, Latambaga dan Pomalaa serta untuk (menengah-tinggi) antara lain Iwoimendaa, Kolaka, Latambaga, Samaturu, dan wolo.
  7. Kolaka Timur (menengah) yakni Aere, Dangia, Ladongi, Lambandia, Loea, Poli-polia, sementara untuk (menengah-tinggi), yakni Lalolea, Mowewe, Tinondo, Tirawuta, Uesi, dan Uluiwoi.
  8. Kolaka Utara (menengah) hanya di wilayah Watonohu sementara untuk (menangah-tinggi) yakni Batuputih, Katoi, Kodeoha, Lambai, Lasusua, Ngapa, Pakue, Pakue Tengah, Pakue Utara, Porehu, Ranteangin, Tiwu, Tolala dan Wawo.
  9. Konawe (menengah) hanya di wilayah Onembute, (menengah-tinggi), Abuki, Amonggedo, Anggaberi, Asinua, Besulutu, Bondoala, Konawe, Lalonggasumeeto, Lambuya, Latoma, Meluhu, Pondidaha, Puriala, Routa, Sampara, Tongauna, Uepai, Unaaha, Wawotobi dan Wonggeduku. Untuk wilayah yang berpotensi tinggi yakni di wilayah Konawe.
  10. Konawe Selatan (menengah) yakni Andoolo, Basala, Kolono, Lainea, Lalembuu dan Moramo. Untuk (menengah-tinggi) yakni Angata, Baito, Benua, Buke, Konda, Laeya, Landono, Moramo Utara, Mowila, Palangga, Ranomeeto, Ranomeeto Barat dan Wolasi. Sementara untuk kategori tinggi hanya wilayah Mowila.
  11. Konawe Utara (menengah) yakni Lembo, Motui dan Sawa. Untuk (menengah-tingggi) yakni Andowia, Asera, Langgikima, Lasolo, Molawe, Oheo dan Wiwirano.
  12. Muna (menengah) yakni Pasirputih dan Wakorumba Selatan. (**)

Reporter: ASL

Comment