KENDARI,EDISIINDONESIA.com – Usai dua malam lalu puluhan mahasiswa Sultra yang kuliah di Jakarta, kini telah meninggalkan kantor perwakilan di Jalan Sumenep, Jakarta Pusat.
Mereka meninggalkan Mess Sultra tersebut setelah Kepala Biro Organisasi Pemprov Sultra, Adi Yusuf Tamburaka menemui para mahasiswa itu.
Irjal Ridwan salah satu mahasiswa yang menduduki mess Sultra di Jakarta mengatakan, rekan-rekannya meninggalkan aset Sultra itu pada Sabtu malam (13/11/21).
“Sabtu (13/11/2021) malam sekitar pukul 10.00 (22.00 WIB) kawan-kawan mahasiswa meninggalkan Mess di Sumenep. Kami bersedia bubar, karena kepala biro organisasi datang di mess (kantor perwakilan Pemprov Sultra di Sumenep) menemui kami malam itu (Sabtu malam) dan bersedia paikan aspirasi kami kepada Gubernur,” kata seperti yang dilansir dari di www.lenterasultra.com.
Irjal menjelaskan, selama dua har di Mess Sultra tidak ada satupun staff ataupun pejanat Pemprov yang di Jakarta menemui massa aksi.
“Namun begitu Adi Yusuf Tamburaka datang, Kepala Biro Organisasi ini langsung mengajak mahasiswa masuk di Mess, kemudian berdiskusi dan mendengar aspirasi kami,” jelasnya.
Ia juga membeberkan, mahasiswa menyerahkan tuntutan serta surat berisi nama-nama dan foto kopi Kartu Tanda Penduduk 130-an mahasiswa yang kuliah di Jakarta dan mengharap bantuan pendidikan dari Gubernur Ali Mazi.
Irjal bersama kawan-kawannya kemudian mengemas tas berisi pakaian yang dibawa selama menduduki Mess di Sumenep.
“Sebelum tinggalkan mes, kami bersihkan sampah-sampah yang ada selama kami duduki. Adi Yusuf juga menanggung seluruh biaya akomodasi dari mes ke asrama mahasiswa di Rawamangun,” tuturnya.
Melalui pesan WhatAppnya, Pelaksana tugas (PLT) Kepala Biro Organisasi Pemprov Sultra, Adi Yusuf Tamburaka membenarkan jika dirinya menemui puluhan mahasiswa saat menduduki kantor perwakilan Sultra di Sumenep.
Menurut dia, pertemuan itu tidak disengaja, pejabat Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) ini memutuskan singgah di kantor perwakilan Sultra di Jalan Sumenep.
Tiba di Mess Pemprov Sultra, Adi Yusuf melihat puluhan mahasiswa berada di teras hingga basement Mess.
Kemudian, Adi Yusuf mengajak masuk mahasiswa di ruang tamu.
“Di dalam kantor perwakilan kami berdiskusi secara kekeluargaan, persuasif dan menerima aspirasi mereka,” katanya.
“Pada intinya mereka ini terjepit masalah pemondokan dan biaya kuliah. Mereka minta ada bantuan, minimal satu tahun saat terjadi pandemi COVID-19,” beber Yusuf.
Aspirasi mahasiswa ini, diterima Adi Yusuf dan dia berjanji akan meneruskan hal itu kepada Gubernur Ali Mazi.
Sesuai laporan yang diterima Adi Yusuf, sekitar 130-an mahasiswa perwakilan dari 17 kabupaten dan kota di Sultra yang meminta bantuan biaya pendidikan di Jakarta.
Selama ini, seratusan mahasiswa itu tinggal di daerah Rawamangun dengan menempati 3 asrama.
Mantan Lurah di Konsel ini menyempatkan diri melihat langsung pemondokan 130 mahasiswa ini. Para mahasiswa ini ternyata tinggal dalam satu lingkungan yang sama.
“Ada tiga asrama yang ditempati. Semua mahasiswa asal Sultra. Dari tiga asrama ini, ada untuk putra dan ada untuk putri. Memang mereka terjepit ekonomi selama pandemi COVID-19. Insya Allah saya mencoba menyampaikan aspirasi mahasiswa ini kepada gubernur selaku pimpinan saya, begitu tiba di Kendari,” tukasnya. Mahasiswa
Comment