KENDARI, EDISIINDONESIA.id- Ratusan Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Kendari menggelar demonstrasi, Senin (10/3/2024), untuk memprotes penundaan pengangkatan mereka oleh pemerintah pusat. Aksi ini menyasar Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB).
Para demonstran membawa keranda sebagai simbol matinya harapan mereka, dengan poster Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Bapak Baharuddin Banong, dan MenPAN-RB, Ibu Rini Widyantini, yang dianggap bertanggung jawab atas kebijakan tersebut.
Jenderal Lapangan, Zainal Saputra, menyatakan keputusan pemerintah tersebut merugikan ribuan CASN dan PPPK di Sulawesi Tenggara. Ia menuding pemerintah mengingkari kesepakatan Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara BKN, KemenPAN-RB, dan Komisi II DPR RI yang menyepakati pengangkatan serentak pada Maret 2024. “Pengangkatan justru ditunda hingga 2025 dan 2026. Ini jelas ketidakadilan!” tegas Zainal.
Senada, Koordinator Lapangan, Rasidman, menilai kebijakan tersebut tidak adil karena mengabaikan masa pengabdian honorer yang telah bertahun-tahun mengabdi. “Bagaimana mungkin honorer dengan masa kerja puluhan tahun disamakan dengan yang baru satu atau dua tahun? Ini sangat tidak adil!” ujarnya.
Penundaan tersebut tertuang dalam Surat Keputusan MenPAN-RB Nomor B/1043/M.SM.01.00/2025, yang menetapkan pengangkatan CASN pada 1 Oktober 2025 dan PPPK (hasil seleksi 2024) pada 1 Maret 2026.
Keputusan ini berbeda dengan Surat Edaran BKN sebelumnya yang menetapkan pengangkatan CASN pada Februari-Maret 2025.
Ketidakjelasan jadwal ini menimbulkan keresahan di kalangan CASN dan PPPK. Aksi tersebut mendapat dukungan dari DPRD Sulawesi Tenggara. Anggota Komisi III DPRD Sultra, Abdul Khalik, menyatakan siap mengawal aspirasi mereka.
Ketua DPRD Sultra, La Ode Tariala, bahkan berjanji akan menyampaikan tuntutan ini langsung kepada Presiden Prabowo Subianto.
“Karena ini kebijakan pusat, kami akan mengirimkan surat kepada Presiden sesuai tuntutan mereka. Kami akan mengawal ini hingga tuntas,” kata Tariala.(**)
Comment