Perubahan Iklim El Nino, 7 Daerah di Sultra Telah Terdampak Kekeringan

KENDARI, EDISIINDONESIA.id – Sebanyak tujuh kabupaten kota atau daerah di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) telah terdampak kekeringan atau perubahan iklim Elnino.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Sultra, La Ode Muh Rusdin Jaya mengatakan total luas lahan sawah yang terdampak Elnino tersebut seluas 2.560,50 hektare (ha).

Seluas 2.560,50 hektare tersebut, kata dia terdiri dari Kabupaten Kota Baubau seluas 5 ha, Kota Kendari seluas 82 ha, Konawe Selatan seluas 1.185 ha. Kabupaten Bombana seluas 1.180 ha, Kabupaten Kolaka seluas 63,50 ha, Kabupaten Kolaka Timur seluas 40 ha, Kabupaten Konawe seluas 5 ha.

Dengan rincian daerah, Kecamatan Baruga di Kota Kendari. Kecamatan Bungi di Kota Baubau. Kecamatan Onembute di Kabupaten Konawe. Kecamatan Lambandia di Kolaka Timur.

Kemudian, Kecamatan Lantari Jaya dan Rarowatu Utara di Kabupaten Bombana. Kecamatan Watubangga, Pomalaa, Iwoimenda di Kabupaten Kolaka.

Selanjutnya, Kecamatan Buke, Andolo Barat, Baito, Kolono Palangga, Andoolo, Lalembu, Angata, Mowila, Palangga Selatan, Laeya Konda, Moramo Utara, Basala dan Tinanggea di Kabupaten Konawe Selatan.

“Yang terdampak ini jangan dilihat buruk ya, dia sudah menanam tapi tinggal menunggu masa panen. Sebenarnya kalau sudah menanam itu tidak berdampak berat,” ujarnya, Rabu (20/9/2023).

Sehingga ia mengimbau kepada daerah yang lahan persawahannya sudah siap untuk panen, agar dilakukan percepatan panen sebelum terjadi dampak kekeringan lebih jauh.

“Masa panen di Konawe, Kolaka Timur, Bombana, kita berharap di daerah lain seperti Kolaka, Kolaka Utara kita perintahkan untuk percepatan masa tanam dan panen yang sudah bisa panen,” bebernya.

Di beberapa lokasi di Sultra juga telah diupayakan percepatan masa tanam sebelum benar-benar ada kekeringan dampak Elnino yang telah terdeteksi di Sultra sejak Agustus 2023 lalu ini. Seperti Kabupaten Konawe, Kolaka Timur, Bombana.

Menangani hal tersebut, Distanak Sultra juga telah melakukan langkah upaya penanganan Dampak Perubahan Iklim (DPI) kekeringan atau Elnino di Kabupaten Konawe Selatan dan Kota Kendari dengan pompanisasi.

“Ada beberapa spot yang keringnya parah, ada kita sudah bantu alsin pompa air lewat brigade kita ada 10 di Bombana. Di Kabupaten Lalembu Konawe Selatan, juga kurang lebih 20 ha dan beberapa lokasi lainnya,” jelasnya.

Selain meminjamkan pompanisasi, Distanak juga berusaha memperbaiki saluran jalur irigasi di daerah yang memang terdampak. Agar irigasi yang tadinya tersendat bisa teraliri kembali untuk membantu mengatasi kekeringan itu.

Berdasarkan informasi prediksi BMKG, Rusdin menyampaikan Oktober mendatang cuaca akan kembali normal dan hujan sudah mulai turun meskipun masih intensitas rendah.

Namun, pada Desember 2023 mendatang, prediksi hujan akan turun di wilayah Sultra

“Informasi BMKG ini kita lihat ritme hujan kadang hujan kadang tidak, diprediksi insha Allah bulan depan ini cuaca kita kembali normal dan bulan 12 sudah bisa hujan penuh sehingga stok di bulan 12 bisa melimpah,” bebernya.

Meskipun demikian, Rusdin menegaskan stok beras produksi lokal atau dalam daerah Sultra sendiri saat ini sebanyak 13.005 ton, diprediksi akan mencukupi hingga Desember 2023.

“Kalau posisi produksi kita di tingkat provinsi Sultra dalam kondisi aman belum lagi kalau ada bantuan cadangan pemerintah. Jadi kita pastikan stok kita tersedia sampai bulan Desember,” ujarnya.

“Kelangkaan ini kemungkinan karena ada spekulan yang memanfaatkan isu elnino, memanfaatkan isu ekspor impor dari luar. Ke depan ini bisa kita koordinasikan dengan baik bersama Bulog pihak TNI Polri untuk mengantisipasi adanya penumpukan barang,” tutupnya. (**)

Comment