KOLAKA, EDISIINDONESIA.id– Kehebohan melanda kantor Badan Narkotika Nasional (BNN) Kolaka. Kepala BNN, Syamsuarto, dilaporkan menghilang bak ditelan bumi setelah membebaskan tiga bandar narkoba yang baru saja ditangkap.
Ketiga bandar narkoba tersebut ditahan selama tiga hari sebelum akhirnya dilepaskan.
Informasi yang berhasil dihimpun menyebutkan bahwa Syamsuarto “mendadak” keluar kota dan tidak dapat dihubungi. Security BNN Kolaka, Riski, membenarkan kepergian kepala BNN tersebut, namun mengaku tidak mengetahui keberadaannya maupun kapan ia akan kembali.
Seorang staf BNN yang enggan disebutkan namanya awalnya mengaku Syamsuarto masih berada di kantor, namun kemudian mengakui bahwa ia telah keluar kota.
Kejanggalan ini semakin mencuat mengingat pembebasan ketiga bandar narkoba tersebut, yang berinisial SD, HS, dan FH, telah menimbulkan spekulasi.
Dugaan kuat menyebutkan pembebasan tersebut terkait dengan suap yang diberikan oleh para bandar kepada petugas BNN Kolaka.
Penangkapan ketiga bandar narkoba ini dilakukan oleh tim gabungan BNN Kolaka dan Kodim 1412/Kolaka pada Selasa, 11 Maret 2025. Barang bukti yang disita cukup signifikan:
- SD: 8,05 gram sabu, 2 alat timbang digital, 2 alat isap bong, 4 bal sachet sabu, 4 handphone, 4 korek gas, dan sabu yang dibuang di septic tank. SD merupakan residivis kasus serupa.
- HS: Sabu siap pakai, 1 alat timbang digital, 1 bal sachet sabu, 4 alat isap bong, dan 4 korek gas.
- FH: 2,11 gram sabu (3 sachet), 1 alat timbang digital, 1 bal sachet kosong, 1 alat isap bong, 6 korek gas, 5 handphone, dan 1 senjata tajam (badik).
Ketiga tersangka ditangkap di lokasi berbeda: SD di Desa Lapao Pao, HS di Desa Wowa Tamboli, dan FH di lokasi yang tidak disebutkan dalam laporan.
Kepergian mendadak Kepala BNN Kolaka di tengah isu suap dan pembebasan bandar narkoba ini tentu menimbulkan pertanyaan besar dan membutuhkan penyelidikan lebih lanjut. Publik menantikan kejelasan dari pihak berwenang terkait kasus ini.(**)
Comment