Di tengah keterbatasan ekonomi yang menghimpit batin, seorang gadis tangguh asal Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Putri Indar Dewi, terus berjuang menyelesaikan pendidikan S1-nya di Kampus IAIN Kendari.
Laporan: Andri Sutrisno
KENDARI, EDISIINDONESIA.com – Melangkahkan kaki ke Lorong Patoro 1, Kelurahan Bende Kecamatan Kadia Kota Kendari, tampak sebuah gubuk kecil berukuran sekira 2×3 meter. Digubuk itulah Putri Indar Dewi bersama ibunda tercinta dan 3 saudaranya tinggal.
Mengutip Nelson Mandela, “pendidikan adalah senjata paling mematikan di dunia, karena dengan pendidikan anda dapat merubah dunia”. Seperti itulah kira-kira tekad yang terbersit dibenak Putri Indar Dewi.
Di tengah keterbatasan ekonomi keluarga, Putri tetap berjuang menyelesaikan pendidikan S1 yang saat ini tengah dijalaninya di Kampus IAIN Kendari.
Selain mengikuti perkuliahan, Putri menghabiskan waktu sehari-sehari untuk membantu orang tuanya bersama ketiga saudaranya.
Sesekali, di benak putri almarhum Harping ini, terlintas perasaan malu dengan kondisi keluarganya saat ini. Terlebih dengan kondisi rumah yang dikelilingi berbagai macam barang rongsokan dan puing-puing rumah panggung, Suatu perasaan yang sangat manusiawi.
“Awalnya, saya sempat merasa malu dengan keadaan saya seperti saat ini, karena mental orang kan berbeda-beda. Namun saya kembali berfikir, mau tidak mau, suka tidak suka, beginilah keluarga saya,” ungkap Putri dengan nada yang tegas.
Ditemani hembusan angin nan merdu, wanita tangguh itu terus berbagi pengalaman hidup, terutama sewaktu ayahandanya masih hidup, dan terus berupaya menafkahi keluarga mereka.
Dengan sorot mata yang seolah-olah ingin menantang dunia, anak ke empat dari lima bersaudara itu optimis, suatu saat nanti dirinya akan mampu mengangkat derajat keluarga, mengangkat status sosial keluarganya di mata masyarakat, sehingga tidak lagi menjadi beban bagi orang lain.
Meski ditutupi masker, senyum indah tetap terpancar dari wajah cantik mahasiswi semester tiga tersebut. Sembari merapatkan kedua lengannya, Ia mengungkapkan kegemarannya akan aktivitas belajar.
Tidak heran jika sewaktu duduk di bangku SMA dulu, tepatnya di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Kendari, Putri selalu masuk 3 besar dalam perengkingan di kelasnya.
“Selain tekad kuat yang memang sudah ada di hati saya, motivasi dari keluarga dan teman-teman membuat saya semakin optimis untuk menyelesaikan kuliah sampai sukses nanti,” tuturnya.
Namun, dibalik semangatnya untuk menempuh pendidikan yang menggebu-gebu itu, suasana hati gadis yang saat ini berusia 19 tahun itu, rupanya kerap diliputi kekhawatiran jikalau rumah kecilnya yang menjadi salah satu kenangan mending ayahnya, roboh tertiup angin, atau pun termakan usia. (**)
Comment