Pertanyakan Royalti Penggunaan Hauling PT PMS, Warga Pomala Malah Dikeroyok hingga Masuk IGD

KOLAKA, EDISIINDONESIA.id – Seorang warga Desa Pelambua, Kecamatan Pomala, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra), Ahmad Jaelani diduga dianiaya karyawan PT Putra Mekongga Sejahtera (PMS).

Peristiwa penganiayaan dan pengeroyokan terjadi pada 27 September kemarin, saat korban datang menemui karyawan atau admin perusahaan tambang nikel PT PMS bernama Irso.

“Benar, dianiaya dan dikeroyok karyawan PT PMS pada 27 September 2025 kemarin,” ucap kakak korban, Hasmidar saat dihubungi awak media ini, Selasa (30/9/2025).

Hasmidar mengungkapkan, korban bertemu Irso untuk berkomunikasi terkait masalah royalti lahan milik keluarga korban yang dilalui PT PMS untuk melakukan hauling. Sebab, belakang ini, royalti tersebut tidak pernah dibayarkan lagi.

Irso lalu meminta korban untuk membuat surat dan sebagainya. Di hari kejadian, Irso yang dihubungi korban guna menanyakan tindaklanjut masalah pembayaran royalti, enggan membalas WhatsApp korban.

Korban kemudian mendatangi Kantor PT PMS di Desa Pelambua, dengan kondisi kesal, dan marah karena tidak digubris oleh Irso.

“Mereka sementara komunikasi, tapi tiba-tiba yang diajak komunikasi (Irso) tidak mau angkat telepon, dan balas Wa (WhatsApp). Kesal dipermainkan, dia (korban) kesana (Kantor PT PMS),” katanya.

“Pas ke sana dia cari Irso, kebetulan ia lagi posisi marah bawa botol minuman lalu melempar, tapi tidak mengarahkan ke siapapun, cuman melempar ke dinding, dengan alasan kenapa tidak digubris,” sambung Hasmidar.

Singkat cerita, Irso keluar, dan menemui korban. Di situ ia menyampaikan bahwa terkait dirinya tidak mengangkat telepon dan membalas WhatsApp korban, itu hak dia.

Akan tetapi, di sisi lain, ada dua karyawan yang tiba-tiba mendatangi korban dengan melontarkan kalimat ancaman, serta memukul korban di bagian tulang pipi.

“Sempat melawan pas dipukul pertama, cuman ditangkis. Dia lihat banyak orang, langsung dia bilang jangan main borong satu lawan satu, sembari dia keluar dari halaman PT PMS,” bebernya.

Keluar dari halaman PT PMS, karyawan justru mengejar korban ke seberang jalan dan melakukan pengeroyokan, ada yang memukul menggunakan kayu, batu, dan tangan kosong.

Untungnya, ada salah satu warga yang melerai, sehingga aksi pengeroyokan tersebut terhenti.

“Akibat dari pengeroyokan itu adik saya masuk IGD, luka-luka, luka di kepala, mata biru kena hantaman, muntah-muntah, dan pusing. Dan saat ini kondisi adik saya seperti truma, dua malam ini sempat ngigau, tidak bisa tidur, kaget-kaget,” jelas Hasmidar.

Atas kejadian ini, pihak keluarga korban sudah melaporkan karyawan PT PMS yang terlibat pengeroyokan ke Polsek Pomalaa. Keluarga korban berharap, agar kasus ini segera diusut, pelaku ditangkap untuk mempertanggungjawabkan perbuatan mereka.

“Di luar kesalahannya, tetapi kita tidak benarkan pengeroyokan yang dilakukan karyawan PT PMS. Adik saya kesana juga itu karena ada sebab akibat, dan adik saya ini bukan orang gila,” tegasnya.

Hingga berita ini turunkan, awak media ini belum mendapat konfirmasi dari pihak perusahaan terkait masalah pengeroyokan warga yang hendak menutut hak.(**)

Comment