Bank Dunia Apresiasi Pembangunan RS Jantung di Sultra

Kadis Cipta Karya, Bina Kontruksi dan Tata Ruang Sultra, Fahri Yamsul, saat meninjau langsung pembangunan RS Jantung Sultra/Foto: Rahmat R/EIn

KENDARI, EDISIINDONESIA.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar virtual meeting bersama Bank Dunia, Selasa (30/11/2021), membahas progres pembangunan Rumah Sakit (RS) Jantung di Sultra.

“Hari ini (Selasa, red), kami melakukan virtual meeting dengan pihak Bank Dunia langsung dari Washington DC yang diwakili Program Manager, Ming Zang, co-TTL, Jessica Smith, serta perwakilan Bank Dunia di Jakarta,” ungkap Kepala Dinas Cipta Karya, Bina Kontruksi dan Tata Ruang Sultra, Fahri Yamsul, saat ditemui di lokasi pembangunan RS Jantung Sultra, Selasa (30/11/2021).

Fahri menuturkan, pihaknya mendapatkan apresiasi dari pihak Bank Dunia, terkait progres pembangunan RS jantung yang berlokasi di Kemaraya (eks RSUD Provinsi) tersebut.

“Mereka (Bank Dunia, red) mengapresiasi kinerja kita, karena per akhir November 2021 ini, realisasi pembangunan RS Jantung kita, sudah berada jauh di atas target yang ditentukan sebelumnya,” jelasnya.

Di samping itu lanjut Fahri, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) juga telah memenuhi syarat, dibuktikan melalui gambar yang menunjukkan telah memenuhi standar internasional.

“Pada prinsipnya Bank Dunia sangat puas terhadap Pemprov Sultra terkait realisasi pembangunan RS Jantung ini,” ujarnya.

Ketua Perbasi Sultra ini, menyebut, anggaran pinjaman dari PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) sebesar Rp 318 miliar untuk realisasi pembangunan RS Jantung ini telah cair 45 persen.

“Dari total anggaran Rp 318 miliar, anggaran yang terpakai baru Rp 145 miliar lebih, jadi masih ada sisa sekira Rp 170 miliar lebih. Jika melihat progres di lapangan, Ini sudah melampaui target yang seharusnya per November 2021. Hal ini pula yang mendapat apresiasi dari Bank Dunia,” jelas Fahri.

Olehnya itu, lanjut Dia, pihak Bank Dunia berharap proses pekerjaan pembangunan RS jantung Sultra yang telah memenuhi standar internasional ini tetap dipertahankan.

“Bank Dunia meminta, kondisi ini tetap dipertahankan, karena sudah memenuhi standar internasional. Soal K3 itu juga sangat ditekankan oleh pihak bank Dunia,” pungkasnya. (rahmat/red/EIn)

Comment