Rp44 Triliun untuk Pupuk Subsidi: BAKN DPR Desak Transparansi dan Tepat Sasaran

EDISIINDONESIA.id- Anggota Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR, Musthofa, baru-baru ini melakukan kunjungan kerja ke PT Pupuk Indonesia di Jakarta Pusat. Kunjungan tersebut difokuskan pada transparansi dan efisiensi pendistribusian pupuk bersubsidi, serta revitalisasi pabrik pupuk demi mendukung ketahanan pangan nasional.

Kunjungan diawali dengan peninjauan Command Center PT Pupuk Indonesia. Musthofa mengapresiasi sistem monitoring produksi dan distribusi pupuk yang terintegrasi. Namun, ia juga menyoroti perlunya tindak lanjut terkait distribusi pupuk dari gudang Pupuk Indonesia ke distributor.

“Kami melihat alur produksi hingga ke gudang Pupuk Indonesia, namun belum sampai ke distributor. Ini yang perlu kita telusuri lebih lanjut,” ujar Musthofa, seperti dikutip dari Parlementaria, Senin, 12 Mei 2025.

Musthofa menekankan dua isu krusial: subsidi dan efisiensi. Alokasi anggaran subsidi pupuk yang mencapai Rp44 triliun harus dipastikan tepat sasaran.

“Pupuk harus cukup dan terjangkau. ‘Cukup’ berarti stok memadai, dan ‘terjangkau’ berarti tepat sasaran, dari pabrik hingga kios,” tegasnya.

Salah satu tantangan utama adalah akurasi data Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK). Musthofa menilai data RDKK saat ini belum sepenuhnya merepresentasikan kondisi riil di lapangan.

Penentuan kebutuhan pupuk, menurutnya, harus mempertimbangkan jumlah petani, luas lahan, dan masa tanam.

“Koordinasi dengan kelompok tani dan gabungannya sangat penting. Jangan hanya mengandalkan aplikasi, karena tidak semua petani melek teknologi. Peran penyuluh dan dinas pertanian daerah sangat krusial,” tambahnya.

Selain distribusi, Musthofa juga menyoroti pentingnya revitalisasi pabrik pupuk yang sudah tua.

“Jika revitalisasi membutuhkan Rp100 triliun, mari kita bahas bersama. Ini demi kepentingan masyarakat dan ketahanan pangan,” jelasnya.

Musthofa menutup kunjungan dengan menekankan pentingnya akuntabilitas dan manfaat nyata dari seluruh sistem, mulai dari produksi hingga distribusi ke petani.

“Tepat sasaran dan tepat manfaat, itulah prinsip utamanya,” pungkasnya.(edisi/rmol)

Comment