Aksi Tanam 2,7 Juta Bibit Holtikultura di Konawe, Hasil Panen Tomat Luar Biasa

KENDARI, EDISIINDONESIA.id – Aksi tanam pangan serentak Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tenggara (Sultra) di 17 kabupaten dan kota, sudah membuahkan hasil.

Sebelumnya, Pj Gubernur Sultra, Andap Budhi Revianto bersama Dinas Pendidikan Sultra serta jajaran Perangkat Daerah lainnya, meluncurkan gerakan menanam Holtikultura secara serentak, terpusat di SMK Pertanian Konawe, pada Sabtu (25/11/2023) lalu.

Saat itu, diketahui pihak Pemprov menanam sekitar 2,7 juta bibit Holtikultura berupa tanaman sayuran seperti tomat, cabai dan tanaman produktif lainnya secara serentak di ratusan sekolah se-Sultra.

Aksi ini, melibatkan kehadiran Pj Gubernur Sultra Andap Budhi Revianto dan Dinas Pendidikan Sultra sebagai inisiator.

Kegiatan ini melibatkan 117.175 Siswa dan Guru sekolah pada tingkat SD, SMP, SMA/SMK maupun SLB ikut dalam aksi menanam serentak di lahan sekolah. Saat launching, Siswa dan Guru yang berada di wilayah kepulauan dan pelosok lainnya di Sultra, terhubung dengan fasilitas zoom.

Menariknya, pihak Pemprov menanam jutaan bibit cabai dan sayuran di tengah musim kemarau. Saat itu, wilayah Sultra sudah hampir 4 bulan tidak diguyur hujan. Namun demikian, tentu dengan mempertimbangkan akan datangnya musim penghujan pada bulan berikutnya.

Hal menarik lainnya, kondisi inflasi Sultra mencapai 2,87 persen dihitung berdasarkan year on year (yoy) pada November 2023. Diketahui, Oktober 2023 hingga menjelang Desember 2023, Sultra mengalami inflasi yang nilainya sempat mendapat sorotan. Inflasi Oktober 2023 mencapai 3,14 persen dan Desember 2024 mencapai 2,58 persen.

November 2023, harga cabai mencapai Rp100 ribu per kilogram. Penyebabnya, hasil panen cabai tak mampu menyuplai kebutuhan masyarakat Sultra. Penyebabnya, kemarau panjang melanda dan menyebabkan kekeringan di lahan pertanian warga.

Terkait panen sayur di Konawe, saat ini pihak SMK Pertanian Konawe tercatat sudah empat kali memanen buah tomat pada Februari 2023. Pihak sekolah mengatakan, setiap panen berkisar 50 hingga 60 kilogram.

Menurut pihak sekolah sebagai pengawas lahan pertanian, ada sebanyak 4 hektar lahan pertanian dimanfaatkan untuk tanaman pangan. Khusus buah tomat, ada sebanyak 4 are lahan sudah terpakai.

Diprediksi, panen tomat yang akan berlangsung hingga April 2024 bisa mencapai 1,5 sampai 2 ton. Jumlah ini, diperoleh dari hasil panen setiap 2-3 hari sekali sejak Februari hingga April 2024.

Akhir Februari 2024 pihak sekolah, rencananya akan memanen secara serentak tanaman cabai. Hasilnya, diharapkan bisa menunjang kebutuhan warga dan hasil penjualan bisa dipakai untuk kebutuhan siswa sekolah.

Pj Gubernur Sultra, Andap Budhi Revianto, dalam kesempatannya mengapresiasi langkah Dinas Pendidikan Sulawesi Tenggara dan ribuan siswa di Sultra.

Ia mengatakan bahwa kegiatan menanam serentak ini merupakan salah satu bentuk Pemprov mewujudkan ketahanan pangan bagi warga Sultra.

“Dengan terpenuhinya kebutuhan pangan, maka siswa dapat belajar dengan bebas dan merdeka,” ucap Pj. Gubernur Sultra, Andap Budhi Revianto, saat membuka kegiatan di SMKN PP 5 Konawe yang lalu.

Andap Budhi Revianto menyebutkan, sayur-sayuran meliputi 1.004.269 bibit cabai, 902.788 bibit tomat, 370.000 bibit bawang, dan 461.428 bibit lainnya seperti jagung dan terong yang ditanam pada 1.089.027 wadah polybag. 

Penanaman ini dilakukan secara serentak pada 418 sekolah yakni SMA, SMK, SLB, SMP dan SD di Sultra ini melibatkan 13.562 Guru dan 117.175 Siswa. Total luas lahan sekolah yang digunakan mencapai 719.645 m2.

Hasil program ketahanan pangan di sekolah nantinya akan dinikmati sendiri oleh lingkungan sekolah dan masyarakat sekitar.

Selanjutnya, Andap menjelaskan penanaman bibit di sekolah akan membantu peningkatan kualitas tanaman. Masyarakat pun memiliki akses yang mudah terhadap ketersediaan pangan tersebut.

“Lahan sekolah harus dapat dimanfaatkan untuk kegiatan positif. Hasil panen akan dinikmati oleh masyarakat, terutama Guru dan Siswa, yaitu manfaat kesehatan dan juga ekonomis,” jelas Andap.

Dia menambahkan, kedepannya, hasil panen harus dipantau. Sehingga, pihak Pemprov dan sekolah yang terlibat bisa mengevaluasi keberhasilan dan kekurangan program yang sudah dilakukan.

Kadis Pendidikan Sultra, Yusmin mengatakan, penanaman serentak ini sebagai bentuk penanganan inflasi dan stunting yang saat ini tengah gencar dilakukan Pemerintah Nasional dan program prioritas presiden. 

Dia mengungkapkan, program ini digagas sejak beberapa bulan sebelumnya. Menurut Yusmin, perjuangan awal menggagas lokasi Pertanian di wilayah ini terkendala irigasi dan sumber air.

Namun, dengan bantuan banyak pihak termasuk Dinas Pertanian Provinsi, pihaknya bisa membantu pengadaan 3 unit sumur bor. 

“Kemudian, pengairan yang ada di Konawe, belum maksimal, kami berharap ada perhatian pemerintah Konawe agar ini bisa terlaksana. Tetapi, Atas kerjasama dengan semua pihak termasuk kabupaten, dinas Pertanian memberikan bantuan penggempuran tanah Tanah, berupa excavator,” tutup Yusmin. (**)

Comment